Update Vaksin Sinochem: Boss BPOM Paparkan Uji Vaksin

0
643

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) memaparkan bahwa uji klinis vaksin buatan Sinovac Biotech, atau vaksin Sinochem di Bandung menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Kabarnya, hingga saat ini, tidak ada laporan efek samping yang serius pada relawan uji vaksin.

Proses Penyuntikkan Vaksin Pada Relawan

vaksin Sinochem
Vaksin Sinochem

Per tanggal 6 November 2020, setidaknya 1.620 subjek sudah selesai diberikan suntik dosis pertama. Sedangkan pada proses penyuntikkan kedua kalinya, sekitar 1.603 subjek yang berhasil, dan 1.520 akan masuk ke dalam periode monitoring.

Saat ini, masih berlangsung proses atau rangka pengawalan terkait aspek pengawalan dan keamanan. Hal tersebut dipaparkan langsung oleh Peni Kusumastuti Lukito selaku Kepala BPOM RI.

Proses Pengawalan Mutu BPOM

Pemerintah akan memastikan vaksin yang didistribusikan aman dan memiliki efek yang bagus. Itulah kenapa, pemerintah tengah serius mengawasi proses pengujian klinis yang tengah dilakukan.

BPOM pun turut mengawal mutu dari vaksin yang rencananya akan didistribusikan di awal tahun 2021 tersebut. BPOM melakukan pengawalan ketat, dan mengaku terbang langsung ke Tiongkok untuk melihat fasilitas produksi Sinovac.

BPOM juga sudah memperoleh data-data yang baik terkait vaksin yang akan didistribusikan tersebut. Sehingga, vaksin dipastikan memiliki mutu yang bagus dan tidak ada masalah. Pemerintah tinggal menunggu khasiat dan juga keamanannya sebelum didistribusikan ke seluruh masyarakat Indonesia.

Menurut BPOM, proses menunggu khasiat dan keamanan dari hasil analisa, serta monitoring, akan memakan waktu 3 hingga 6 bulan sesudah proses penyuntikkan kedua selesai.

Hasil dari observasi ini, nantinya akan digunakan untuk mengeluarkan EUA (Emergency Used Authorization) dari BPOM. EUA akan diberikan berdasarkan kondisi emergency. BPOM sendiri sudah mengeluarkan payung hukumnya terkait pengeluaran status EUA tersebut.

Proses Uji Klinis Vaksin di Bandung

Ketua tim uji klinis dipercayakan kepada Prof. Kusnandi Rusmil, Unpad-Bandung. Beliau memaparkan bahwa uji klinis dilakukan langsung di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat.

Menurut Prof. Kusnandi, pengujian klinis yang dilakukan dilakukan berlangsung lancar. Semua relawan pun dalam keadaan yang baik-baik saja. Sejauh ini tidak ada masalah yang mengkhawatirkan. Adapun efek samping yang terjadi hanya panas ringan dan bengkak ringan saja.

Namun, menurut data uji klinis, hanya 2% saja yang panas. Artinya, di Indonesia, pengujian vaksin Sinocac tergolong cukup sukses dan tidak ada masalah. Proses uji klinis dan relawan akan terus dipantau dalam periode yang sudah ditetapkan. Periode tersebut mulai dari 1 bulan, 3 bulan, hingga 6 bulan sesudah imunisasi.

Perkiraan Vaksin Sinovac Didistribusikan

Hingga saat ini, proses uji klinis dan pemantauan masih terus dilakukan. Rencana pendistribusian pun sudah ditetapkan namun belum spesifik. Pemerintah merencanakan vaksin sudah siap didistribusikan ke seluruh masyarakat Indonesia di awal tahun 2021.

Selain itu, Kementrian Kesehatan Indonesia, juga sudah menetapkan keputusan terkait jenis vaksin untuk vaksinasi di Indonesia. Ketetapan tersebut tertuang pada nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020.

Vaksin sudah melalui uji klinis fase III yang artinya tinggal menunggu keputusan dan hasilnya saja. Vaksin belum bisa didistribusikan, atau diedarkan sebelum mendapatkan izin edar dari pengguna pada masa darurat yang nantinya dikeluarkan oleh BPOM.

Selain vaksin Sinovac, kabarnya ada beberapa jenis vaksin lain juga yang sedang diuji dan menunggu izin edar. Semoga rencana pendistribusian di awal tahun 2021 bisa segera dilaksanakan dan vaksin pun memiliki efek yang positif.

Itulah perkembangan terbaru vaksin Sinochem, yang merupakan salah satu vaksin corona terbaik. Simak terus perkembangan informasi dan berita seputar vaksin virus Covid-19 hanya di Halodoc. Di Halodoc, Anda juga bisa langsung bertanya langsung dengan dokter terkait kesehatan Anda.